Medan Kota

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa.Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api. Berbatasan dengan Selat Malaka menjadikan Medan kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia.

SejarahMedan berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan atau Maidhanam, yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas, teradopsi ke Bahasa Melayu.




Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada tanggal 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kota dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatera Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. 



HUT Kota Medan


Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.



Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.

DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590.

Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.


Kecamatan Medan Kota adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Kota berbatasan dengan Medan Maimun di sebelah barat, Medan Denai di timur, Medan Amplas di selatan, dan Medan Area di utara.

Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 84.530 jiwa. Luasnya adalah 5,27 km² dan kepadatan penduduknya adalah 16.039,85 jiwa/km².


Wilaya Kota Medan



Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.



Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21-kecamatan dan 151-kelurahan:

Medan Tuntungan
Medan Johor
Medan Amplas
Medan Denai
Medan Area
Medan Kota
Medan Maimun
Medan Polonia
Medan Baru
Medan Selayang
Medan Sunggal
Medan Helvetia
Medan Petisah
Medan Barat
Medan Timur
Medan Perjuangan
Medan Tembung
Medan Deli
Medan Labuhan
Medan Marelan
Medan Belawan



Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau. Adapun etnis aslinya adalah Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Transportasi

 
Darat

Terminal yang melayani warga Medan:
















- Terminal Sambu
- Terminal Pinang Baris
- Terminal Amplas


Becak Bermotor (Bentor)





Becak bermotor (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II.

Angkutan Umum (Angkot)


 
Angkutan umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.

Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass.

Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".


Kereta Api

 


Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-Kisaran-Tanjungbalai-Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai juga sedang direncanakan pembangunannya.

Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di kota Medan, kota Binjai, dan kabupaten Deli Sedang.



Laut




Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang di Malaysia.
Udara

Udara



Bandar Udara Polonia 



Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, dahulunya menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di dalam dan di luar Indonesia. Sejak pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013, operasional Polonia dihentikan dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti Bandung, Palembang, Jakarta, Surabaya serta Kuala Lumpur di Malaysia dan Singapura.


Bandar Udara Internasional Kualanamu


Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang melayani Kota Medan, Sumatera Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang atau 26 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.[1] Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP3EI, untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.



Situs pariwisata


Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Bangunan Tua


Kantor Balai Kota Lama
Kantor Pos Medan
Stasiun Kereta Api Medan
Menara Bakaran Batu
Istana Maimun
Menara Air Tirtanadi
Rumah Tjong A Fie
PT PP London Sumatera
Vihara Gunung Timur
Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
Kuil Shri Mariamman
Masjid Al Osmani
Majid Raya Al Mashun
Gereja Immanuel
Hotel Inna Dharma Deli
Bank Indonesia
Gedung B.K.S. P.P.S.
Gedung Asuransi Jiwasraya
Kolam Sri Deli
Pekong Lima Medan Labuhan
Stasiun Labuan
Bank Mandiri Cabang Kesawan
Restoran Tip Top
Gedung Warenhuis/Gedung AMPI
Titi Gantung
RS. Tembakau Deli
RS. dr. Pirngadi
RS. Santa Elisabeth
Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Masjid Lama Gg. Bengkok

Makanan Khas Medan, Sumatera Utara

Sambal Teri Medan


Teri Medan ialah salah satu hasil laut yang diunggulkan oleh pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Utara. Ikan teri yang berasal dari laut sekitar Sumut memang dikenal kualitasnya lebih tinggi di banding dari wilayah laut lainnya di nusantara. Bahkan terdapat berbagai jenis Ikan Teri Medan yang diantaranya ada yang dinamakan ikan teri nasi, ikan teri kacang, ikan teri sibolga, dan lain sebagainya.




Bika Ambon


Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat. Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.

Bolu Meranti



Bolu Meranti merupakan salah satu oleh-oleh khas Medan yang paling banyak diburu oleh wisatawan. Selain terkenal dengan rasa yang enak, kue ini juga memiliki banyak varian rasa mulai dari keju, blueberry, cokelat, stroberi, nanas, moka, dan kacang. Harga yang dipatok pun cukup terjangkau, yaitu mulai Rp60.000 per kotak. Selain bolu gulung, Bolu Meranti juga menyediakan produk bolu gulung 3-in-1 yang terdiri dari rasa keju, blueberry, dan cokelat.

Durian Ucok Medan


Ucok Durian ini adalah sudah menjadi semacam trade mark di kota Medan, oleh karenanya tempatnya paling ramai dikunjungi baik oleh warga Medan sendiri ataupun pendatang. Jangan membayangkan pemilik Ucok Durian adalah orang Batak karena terdapat kata “Ucok”. Pemilik Ucok Durian adalah Pak Zainal Abidin Chaniago.

Kopi Sumatera


Kopi Sumatera merupakan salah satu varietas kopi yang berasal dari Sumatera yang bertekstur paling halus dan bercita rasa paling berat dan kompleks di antara beragam kopi di dunia. Sebagian besar kopi Sumatera diproses secara kering (dry-processed), tetapi sebagian lagi melalui proses pencucian ringan (semi-washed).


Kopi Sumatera sangat terkenal dengan Mandheling atau Lintong-nya yang tumbuh di pesisir selatan pulau Sumatera. Kopi Sumatera yang tumbuh lebih ke arah Barat dikenal sebagai kopi Gunung Gayo. Kopi Gayo Sumatera dideskripsikan sebagai kopi yang bercita rasa manis dan bersih. Ahli kopi yang ingin membeli kopi Sumatera biasanya melihat ketuaan dari biji kopi Sumatera. Biji kopi ini mengeluarkan rasa “tanah” dan “rempah”. Hal ini merupakan keunikan tersendiri biji kopi Sumatera sehingga membuatnya menjadi satu dari kopi yang paling dicari di antara jenis kopi yang ada di dunia.



Sambal Tuktuk


Adalah makanan khas tradisional Batak, yang berasal dari Tapanuli. Sebenarnya bahan-bahan untuk membuat sambal tuktuk tidak berbeda dengan bahan sambal-sambal lainnya, sederhana saja. Yang membuat sambal ini sedikit lebih berbeda dengan sambal yang lain adalah andalimannya. Biasanya sambal tuktuk dicampur dengan ikan aso-aso (sejenis ikan kembung yang sudah dikeringkan), tapi jika tidak menemukan ikan aso-aso bisa diganti dengan ikan teri tawar.

Arsik 

 
Salah satu masakan khas kawasan Tapanuli yang populer. Masakan ini dikenal pula sebagai ikan mas bumbu kuning. Ikan mas adalah bahan utama, yang dalam penyiapannya tidak dibuang sisiknya. Bumbu arsik sangat khas, mengandung beberapa komponen yang khas dari wilayah pegunungan Sumatera Utara, seperti andaliman dan asam cikala (buah kecombrang), selain bumbu khas Nusantara yang umum, seperti lengkuas dan serai. Bumbu-bumbu yang dihaluskan dilumuri pada tubuh ikan beberapa saat. Ikan kemudian dimasak dengan sedikit minyak dan api kecil hingga agak mengering.

Manuk Napinadar
 



Atau Ayam Napinadar adalah masakan khas Batak yang biasanya dihidangkan pada pesta adat tertentu. Untuk mengerjakan resep yang satu ini agak sedikit rumit, butuh waktu dan kesabaran. Pastinya inti dari masakan ini adalah di saos darah ayam itu sendiri.
Masak Ayam Napinadar ini, ayamnya harus dipanggang terlebih dahulu, setelah itu lalu disiram dengan saos spesial yakni darah ayam (manuk) itu sendiri, dan dicampur dengan andaliman, bawang putih bubuk (yang sudah digiling sampai halus) lalu dimasak. Sama seperti kita menuangkan saos ke atas ayam yang sudah dipanggang.


Saksang 

 
Atau sangsang adalah masakan khas dari tanah Batak yang terbuat dari daging babi (atau daging anjing) yang dicincang dan dimasak dengan menggunakan darah, santan dan rempah-rempah (termasuk jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas,kunyit dan andaliman).Saksang menjadi makanan wajib dalam adat pernikahan Batak

Dengke Naniura 



Makanan ini dikenal juga dengan sebutan Ikan Mas Na Niura yang mana merupakan makanan tradisonal khas Batak yang berasal dari Tapanuli. Dahulu masakan na niura dikhususkan untuk raja saja, namun karena rasanya yang enak sehingga semua orang-orang batak ingin menyantap dan membuatnya.
Ikan Mas Na Niura ini merupakan sebuah penyajian Lauk Pauk yang cara membuatnya tidak dimasak, direbus, digoreng atau semacamnya, karena na niura dalam bahasa Batak artinya ikan yang tidak dimasak, ikan mentah tersebut disajikan dengan bumbu yang lengkap sehingga yang akan membuat ikan tersebut lebih enak dirasa tanpa dimasak, yang artinya bahwa bumbu-bumbu itulah yang memasak ikan mas tersebut.

Itak Gurgur 

 
Makanan tradisional khas Batak yang pada umumnya digunakan pada acara adat Batak tertentu. Itak gurgur dibuat dengan bahan yang sama dengan lampet, yaitu beras yang telah dihaluskan secara tradisional yang kemudian disebut itak. Rasa yang dihasilkan juga hampir sama dengan lapet, yaitu manis dan gurih.
Namun cara membuat itak gurgur berbeda dengan cara membuat lampet. Itak gurgur dibuat dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan mengadon itak, kelapa muda yang telah diparut, gula pasir, dan sedikit air panas. Setelah dicampur sampai rata, kemudian adonan tersebut dicetak secara manual dengan tangan sendiri. Sudah, begitu saja. Itak Gurgur pun siap dihidangkan.
Kata gurgur di sini dapat diartikan sebagai “membara”. Pemberi itak gurgur selalu berharap si pemakan jadi memiliki semangat yang membara-bara. Agar benar-benar membara, itak gurgur dapat dikukus setelah air mendidih.

Lappet Ombus-ombus 



Makanan atau jajanan khas Batak yang berasal dari Siborongborong, Tapanuli Utara. Kue ombusombus terbuat dari tepung beras yang diberi gula di tengahnya dan dibungkus dengan daun pisang.
Nama Ombusombus itu konon dibuat harus memberi tiupan (menghembuskan nafas) ketika memakannya dan kue ini enak dimakan di saat masih hangat.
Tak jelas sejak kapan penganan ini mulai “membudaya”, namun pada acara seremonial adat Batak tertentu, biasanya lampet atau ombusoombus tetap menjadi hidangan sela dan dibarengi kopi atau teh.

Kacang Sihobuk 

 
Makanan ringan/jajanan khas Batak yang berasal dari Desa Sihobuk, Tarutung, Tapanuli Utara.
Nama Sihobuk adalah nama merk dagang yang diambil dari nama desa Sihobuk menjadi merk, tidak terlalu berbeda dengan kacang lain, namun kacang tersebut telah dipilih dan dipilah untuk dijual. Kacang sihobuk telah menjadi oleh-oleh terkenal, bahkan sampai ke luar negeri.
Kacang sihobuk tersebut (tanpa dikuliti) dimasak di kuali besar yang telah diisi dengan pasir, diaduk atau digongseng supaya kacang masak, dan garing secara merata


Sasagun 

 
Makanan ringan tradisional khas batak dari Sumatera Utara. Makanan ini dibuat dari tepung beras yang digongseng dengan kelapa dan dicampur dengan gula merah/aren. Soal rasa bisa dicampur dengan nenas atau durian, kacang atau sesuai dengan selera. Dahulu makanan ini selalu disertakan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang akan merantau, dan juga kepada mereka yang akan pulang ke perantauan
10. Dali ni Horbo
Atau Bagot ni horbo adalah air susu kerbau yang diolah secara tradisional dan merupakan makanan khas Batak dari daerah Tapanuli.  Konon menurut ceritanya, tradisi mengolah susu kerbau menjadi dali sudah dimulai oleh leluhur orang batak semenjak adanya komunitas batak. Pada setiap rumah makan khas batak, dali menjadi menu utama. Untuk mendapatkan dali, umumnya di setiap onan (pasar) di daerah Tapanuli, dali menjadi komoditas dagangan.

Mie Gomak 

 
Makanan yang terkenal sebagai masakan khas daerah dari tanah Batak Toba, meliputi semua daerah Batak Toba, dan juga menjadi masakan khas di Sibolga dan Tapanuli.

Mengenai asal usul sebutan untuk menu ini beragam versi. Sebagian menyebutkan, mungkin karena cara penyediaannya digomak-gomak (digenggam pakai tangan) hingga sampai saat ini disebut mie gomak, meski pun pada akhirnya tidak menggenggamnya dengan tangan di saat menghidangkannya. Juga sering disebut Spageti Batak karena mirip dengan spageti dari Itali, bentuknya mirip seperti lidi.Mie yang sudah direbus biasanya dibuat terpisah dengan kuah dan sambalnya. Meski banyak ragam untuk membuat menu makanan khas Batak ini, ada yang menggunakan kuah ada juga dibuat seperti mie goreng. Rasanya sangat unik apabila mie gomak dicampur dengan bumbu dari tanah Batak yakni andaliman



Tempat Wisata Populer Medan, Sumatera Utara


Medan, Sumatera Utara merupakan salah satu kota di indonesia dengan jumlah objek wisata yang sangat melimpah. Objek wisata tersebut dapat kita jumpai di berbagai wilaya dimedan pasti memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa objek wisata yang terkenal di Medan, Sumatera Utara antara lain, Danau Toba, Pemandian Aek Milas, Air Terjun Simanimbo, Pantai Tureloto, Kolam Abadi, Air Terjun Efrata, Rumah Pohon Desa Sipintuangin, Air Terjun Lae Une, Pantai Bosur, Pulau Karang, Pulau Pandang, Pulau Putri, Pantai Sorake, Air Terjun Tonduhan, Air Terjun Ponot, Air Terjun Sipiso-piso, Tipang Mas, Pulau Badalu, Kawah Putih Tinggi Raja, Pemandian Bah Alip, Desa Tomok, Desa Tangkahan, Air Terjun Silima-lima, Aek Sijornih, Air Terjun Turbo (Turunan Bolon), Air Terjun Jambuara, Puncak Hoza, Bukit Indah Simarjarunjung (BIS), Masjid Azizi, Sungai Dua Rasa, Aek Milas Desa Sibanggor Julu, Air Terjun Siboruon, Pemandangan danau toba dari desa paropo, Pagoda Taman Lumbini, Pulau Kalimantung, Gereja Graha Maria Annai Velengkanni, Kebun Teh Sidamanik, Air Terjun Katasa, Pulau Mursala, Vihara Avalokitesvara, Gunung Sibayak, Gunung Sorik Marapi, Gereja Santo Mikael Pangururan, Candi Bahal, Bukit Batu Olang, Bukit Batu Nadua, Air Terjun Aek Malakkut, Air Terjun Saringgana, Pemandangan Danau Toba Dari Desa Silalahi, Air Panas Sipoholon, Pemandian Bah Damanik, Air Terjun Binangalom.
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More